Laman

Rabu, 20 Februari 2013

Kisah Faneira (2)



Persahabatan mereka masih berlanjut sampai mereka duduk di kelas 5. Di kelas 5 ini, banyak terjadi perpecahan di dalam lingkup ruang kelas 5 Music School. Pada kalanya 1 anak di kucilkan dan tidak di temani oleh anak – anak kelas 5. Ada peraturan yang berlaku kala itu yaitu “Jika ada anak yang sedang tidak di temani 1 kelas, maka tak boleh ada 1 anak pun yang menemaninya. Jika tidak, maka anak yang masih mau menemaninya itu akan bernasib sama dengan anak yang tidak di temani itu.” Hari itu adalah Hari Senin. Seperti biasa, Faneira berangkat pukul 06.30 ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Faneira meletakkan tas merahnya di bangku kosong sebelah tempat duduk Caramel. “Wah! Baru datang nih Ra?”Tanya Caramel. “Iya nih. Tadi jalanan macet”Kata Faneira. Tiba – tiba bel berdering sangat nyaring, tanda akan di mulainya upacara. Anak – anak segera berhamburan keluar kelas menuju lapangan. Setelah upacara selesai, anak kelas 5 akan melakukan kebiasaan hari seninnya, yaitu melakukan kocokan tempat duduk. Faneira pun juga melakukan kebiasaan itu. Ternyata, dia mendapat tempat duduk di sebelah,
Selvyna. “Hai, Vyna!”Sapa Faneira. “Hai, juga!”. Semua berjalan biasa saja hingga bel istirahat berbunyi. Anak – anak kelas 5 dan 4 segera berhamburan keluar kelas dan berjalan menuju masjid. Yup. Benar sekali. Mereka akan melaksanakan sholat dhuha. Seperti biasa, anak – anak perempuan kelas 5 duduk bersebelahan secara berkelompok. Faneira melihat perubahan sikap anak – anak perempuan kelas 5B. Mereka seperti acuh melihat Selvyna. Mereka juga tidak membalas sapaan Selvyna. Barulah ia mengerti bahwa anak – anak kelas 5 sedang tidak menemani Selvyna. Berbeda dengan anak – anak kelas 5 yang lain, Faneira tetap mau bercanda gurau dengan Selvyna. Bahkan diantara banyak kerumunan, mereka kelihatan paling akrab. Hal itu terus berjalan hingga salah seorang teman Faneira menegurnya. Dia menyuruh Faneira untuk tetap tak menemani Selvyna. Tapi, Faneira tetap berpegang teguh pada pendiriannya untuk tetap menemani Selvyna. Tetapi, anehnya Faneira tetap di temani oleh anak – anak kelas 5. Peraturan itu seakan tak berlaku pada Faneira. Genap sudah seminggu Selvyna tak di temani oleh anak – anak kelas 5. Hari Senin ini, Faneira sudah kembali melihat perubahan pada anak – anak kelas 5. Mereka telah kembali menemani Selvyna. Setelah upacara, anak – anak kelas 5 kembali melakukan kegiatan rutinnya. Yaitu kocokan tempat duduk. Ternyata, Faneira mendapat tempat duduk di samping Tiffany. “Hai,Fany!”Sapa Faneira. “Hai juga,Ira!”Sapa Tiffany. “Wah! Akhirnya aku bisa satu tempat duduk denganmu.”Kata Tiffany. “Aku juga senang sekali bisa satu tempat duduk denganmu!”Kata Faneira. Bel istirahat berbunyi, seperti biasa anak kelas 4 dan 5 akan melaksanakan sholat dhuha. Faneira memilih tempat duduk di samping Caramel dan Tiffany. Ketika Tiffany menyapa Caramel, Caramel tak menggubrisnya. Caramel hanya menganggap sapaan Tiffany sebagai angin lalu. Faneira paham betul perasaan Tiffany pada saat itu. Tiffany pasti merasa sedih sekali. Tetapi, Faneira tetap setia menemani sahabatnya itu. Banyak sekali anak kelas 5 yang berbondong – bondong menuju tempat duduk Faneira untuk mengingatkan Faneira dengan peraturan di kelas 5. Tetapi, Faneira tetap pada pendiriannya. Faneira tetap mau menemani Tiffany. Genap seminggu Tiffany tak di temani oleh anak – anak kelas 5. Tetapi, hari ini Tiffany sudah kembali bermain bersama dengan anak – anak kelas 5. Hari ini, usai melakukan kegiatan “kocokan tempat duduk” Faneira tau bahwa teman sebangkunya adalah Diandra. Tetapi, hal yang serupa selalu datang pada Faneira. Selalu saja teman sebangku Faneira yang tak di temani oleh anak – anak kelas 5. Tetapi, Faneira tak pernah cape’ untuk tetap membela teman yang tak di temani oleh anak – anak kelas 5. Sampai suatu hari, giliran Faneira-lah... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar